Kamis, 30 Oktober 2008

Peran Guru Dalam Pendidikan

Peran guru sebagai pendidik (nurturer) merupakan peran-peran yang berkaitan dengan tugas-tugas memberi bantuan dan dorongan (supporter), tugas-tugas pengawasan dan pembinaan (supervisor) serta tugas-tugas yang berkaitan dengan mendisiplinkan anak agar anak itu menjadi patuh terhadap aturan-aturan sekolah dan norma hidup dalam keluarga dan masyarakat. Tugas-tugas ini berkaitan dengan meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan anak untuk memperoleh pengalaman-pengalaman lebih lanjut seperti penggunaan kesehatan jasmani, bebas dari orang tua, dan orang dewasa yang lain, moralitas tanggungjawab kemasyarakatan, pengetahuan dan keterampilan dasar, persiapan.untuk perkawinan dan hidup berkeluarga, pemilihan jabatan, dan hal-hal yang bersifat personal dan spiritual. Oleh karena itu tugas guru dapat disebut pendidik dan pemeliharaan anak. Guru sebagai penanggung jawab pendisiplinan anak harus mengontrol setiap aktivitas anak-anak agar tingkat laku anak tidak menyimpang dengan norma-norma yang ada.

Peran guru sebagai model atau contoh bagi anak. Setiap anak mengharapkan guru mereka dapat menjadi contoh atau model baginya. Oleh karena itu tingkah laku pendidik baik guru, orang tua atau tokoh-tokoh masyarakat harus sesuai dengan norma-norma yang dianut oleh masyarakat, bangsa dan negara. Karena nilai nilai dasar negara dan bangsa Indonesia adalah Pancasila, maka tingkah laku pendidik harus selalu diresapi oleh nilai-nilai Pancasila.

Peranan guru sebagai pengajar dan pembimbing dalam pengalaman belajar. Setiap guru harus memberikan pengetahuan, keterampilan dan pengalaman lain di luar fungsi sekolah seperti persiapan perkawinan dan kehidupan keluarga, hasil belajar yang berupa tingkah laku pribadi dan spiritual dan memilih pekerjaan di masyarakat, hasil belajar yang berkaitan dengan tanggurfg jawab sosial tingkah laku sosial anak. Kurikulum harus berisi hal-hal tersebut di atas sehingga anak memiliki pribadi yang sesuai dengan nilai-nilai hidup yang dianut oleh bangsa dan negaranya, mempunyai pengetahuan dan keterampilan dasar untuk hidup dalam masyarakat dan pengetahuan untuk mengembangkan kemampuannya lebih lanjut.

Peran guru sebagai pelajar (leamer). Seorang guru dituntut untuk selalu menambah pengetahuan dan keterampilan agar supaya pengetahuan dan keterampilan yang dirnilikinya tidak ketinggalan jaman. Pengetahuan dan keterampilan yang dikuasai tidak hanya terbatas pada pengetahuan yang berkaitan dengan pengembangan tugas profesional, tetapi juga tugas kemasyarakatan maupun tugas kemanusiaan.

Peran guru sebagai setiawan dalam lembaga pendidikan. Seorang guru diharapkan dapat membantu kawannya yang memerlukan bantuan dalam mengembangkan kemampuannya. Bantuan dapat secara langsung melalui pertemuan-pertemuan resmi maupun pertemuan insidental.

Peranan guru sebagai komunikator pembangunan masyarakat. Seorang guru diharapkan dapat berperan aktif dalam pembangunan di segala bidang yang sedang dilakukan. Ia dapat mengembangkan kemampuannya pada bidang-bidang dikuasainya.

Guru sebagai administrator. Seorang guru tidak hanya sebagai pendidik dan pengajar, tetapi juga sebagai administrator pada bidang pendidikan dan pengajaran. Oleh karena itu seorang guru dituntut bekerja secara administrasi teratur. Segala pelaksanaan dalam kaitannya proses belajar mengajar perlu diadministrasikan secara baik. Sebab administrasi yang dikerjakan seperti membuat rencana mengajar, mencatat hasil belajar dan sebagainya merupakan dokumen yang berharga bahwa ia telah melaksanakan tugasnya dengan baik.

Manajemen Sekolah di Masa Kini

Dalam era kemandirian sekolah dan era Manajemen Berbasis Sekolah (MBS), tugas dan tanggung jawab yang pertama dan yang utama dari para pimpinan sekolah adalah menciptakan sekolah yang mereka pimpin menjadi semakin efektif, dalam arti menjadi semakin bermanfaat bagi sekolah itu sendiri dan bagi masyarakatluas penggunanya. Agar tugas dan tanggung jawab para pimpinan sekolah tersebut menjadi nyata, kiranya mereka perlu memahami, mendalami, dan menerapkan beberapa konsep ilmu manajemen yang dewasa ini telah dikembang-mekarkan oleh pemikir-pemikir dalam dunia bisnis. Manakala diperdalam secara sungguh-sungguh, kiranya konsep-konsep ilmu manajemen tersebut memiliki nilai (dalam arti values) yang tidak akan menjerumuskan dunia pendidikan kita ke arah bisnis yang dapat merugikan atau mengecewakan masyarakat luas penggunanya.

Secara luas, penerapan konsep-konsep ilmu manajemen untuk bidang administrasi sekolah sudah dimulai semenjak dua hingga tiga dekade yang lalu, namun hal tersebut belum cukup mendapat perhatian dari dunia kependidikan di negara kita. Salah satu bukti yang memperjelas pemikiran itu adalah masih langkanya Jurusan Manajemen Kependidikan (Educational Management Department) di perguruan-perguruan tinggi di Indonesia yang membuka program kependidikan (IKIP atau FKIP). Dahulu, sebelum dihapuskan di tahun 1980an, ada sebuah jurusan yang bernaung di bawah IKIP yang bernama AP atau Administrasi Pendidikan (Educational Administration) meski lingkup yang dibahas berbeda dengan bidang atau jurusan Manajemen Kependidikan.

Di dalam kelangkaan, manakala jurusan Administrasi Pendidikan tersebut dapat berkembang, kiranya bahasan tentang cara-cara pengelolaan (atau manajemen) untuk lembaga-lembaga pendidikan (misalnya sekolah) juga dapat berkembang. Jurusan Manajemen Kependidikan yang telah berkembang di beberapa negara itu sendiri kiranya juga merupakan pengembangan dari Jurusan Administrasi Pendidikan. Menurut sebuah sumber, berkembangnya Jurusan Manajemen Kependidikan tersebut bermula dari sebuah seminar yang dilakukan di Universitas Harvard di tahun 1970an yang diselenggarakan oleh sebuah lembaga yang bernama Institute of Educational Management (Borromeo, 1995). Pokok penting yang dibahas dalam Jurusan Manajemen Kependidikan tersebut antara lain adalah aplikasi konsep-konsep atau model-model manajemen (bisnis) untuk dunia kependidikan, antara lain konsep pengembangan budaya dan iklim organisasional, penerapan konsep transformational leadership, penggunaan konsep TQM, penerapan konsep perencanaan strategik (strategic planning), dan lain sebagainya.

Dalam era kemandirian sekolah dan era Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) kiranya pemahaman, pendalaman, dan aplikasi konsep-konsep ilmu manajemen yang telah banyak sekali dikembangkan oleh para pemikir di bidang bisnis perlu mendapatkan perhatian para pimpinan sekolah untuk memanajemeni sekolah-sekolah yang mereka pimpin di masa kini. Kesempatan untuk mengembangkan sebuah sekolah hingga menjadi sebuah sekolah yang sungguh efektif kiranya membutuhkan kreativitas kepemimpinan yang memadai. Kreativitas kepemimpinan semacam itu dapat terlihat atau dapat muncul manakala para pimpinan sekolah mampu dan mau melakukan perubahan-perubahan tentang cara dan metoda yang mereka pergunakan untuk memanajemeni sekolah. Kemampuan serta kemauan tersebut akan muncul manakala para pimpinan sekolah dapat membuka diri secara luas untuk mencari dan menyerap sumber-sumber yang dapat mendorong perubahan manajerial, dan... kiranya konsep-konsep dasar untuk melakukan perubahan tersebut tersedia luas dalam bidang di luar bidang pendidikan itu sendiri, yakni bidang manajemen bisnis.

Belajar Mandiri

Konsep Belajar Mandiri

Belajar mandiri bukan berarti belajar sendiri. Seringkali orang menyalahartikan belajar mandiri sebagai belajar sendiri. Kesalahpengertian tersebut terjadi karena pada umumnya mereka yang kuliah di Universitas Terbuka cenderung belajar sendiri tanpa tutor atau teman kuliah. Belajar mandiri berarti belajar secara berinisiatif, dengan ataupun tanpa bantuan orang lain, dalam belajar.

Sebagai mahasiswa yang mandiri, Anda tidak harus mengetahui semua hal. Anda juga tidak diharapkan menjadi mahasiswa jenius yang tidak membutuhkan bantuan orang lain. Salah satu prinsip belajar mandiri adalah Anda mampu mengetahui kapan Anda membutuhkan bantuan atau dukungan pihak lain. Pengertian tersebut termasuk mengetahui kapan Anda perlu bertemu dengan mahasiswa lain, kelompok belajar, pengurus administrasi di UPBJJ, tutor, atau bahkan tetangga yang kuliah di universitas lain. Bantuan/dukungan dapat berupa kegiatan saling memotivasi untuk belajar, misalnya, mengobrol dengan tetangga yang kuliah di universitas lain, seringkali dapat memotivasi diri kita untuk giat belajar. Bantuan/dukungan dapat juga berarti kamus, buku literatur pendukung, kasus dari surat kabar, berita dari radio atau televisi, perpustakaan, informasi tentang jadwal tutorial, dan hal lain yang tidak berhubungan dengan orang.

Yang terpenting adalah Anda mampu mengidentifikasi sumber-sumber informasi. Identifikasi sumber informasi ini dibutuhkan untuk memperlancar proses belajar Anda pada saat Anda membutuhkan bantuan atau dukungan.

Pembelajaran dengan Sistem Belajar Mandiri

Belajar mandiri memposisikan pebelajar sebagai subyek, pemegang kendali, pengambil keputusan atau pengambil inisiatif atas belajarnya sendiri. Dengan demikian, kemampuan dalam mengendalikan atau mengarahkan belajarnya sendiri merupakan sarat utama bagi pebelajar. Kemampuan ini juga merupakan faktor penting untuk diperhatikan dan dibangun oleh penyelenggara program atau tutor.

Kemampuan dalam mengendalikan atau mengarahkan belajar sendiri seseorang pada dasarnya merupakan suatu kontinum. Grow (1991) mengklasifikasikan kontinum tersebut kedalam empat tahap: 1) pebelajar yang tergantung (dependent learner), 2) pebelajar yang tertarik (interested learner), 3) pebelajar yang terlibat (involved learner) dan 4) pebelajar mandiri (independent learner). Keempat tahapan model belajar mandiri tersebut dapat digambarkan seperti dalam table 2 sebagai berikut:
Model Tahapan Kecakapan Belajar Mandiri menurut Grow : Tahap Pebelajar Peran Tutor Contoh 1 Dependent Otoriter, Pelatih Ceramah, melatih dengan umpan balik langsung. 2 Interested Motivator, Pembimbing Ceramah + diskusi terpimpin 3 Involved Fasilitator Proyek kelompok, diskusi yang difasilitasi oleh tutor, seminar.4 Self-Directed Konsultan, delegator Kerja individu, kelompok belajar. Sumber: Grow (1991)

Berdasarkan model tahapan belajar mandiri Grow diatas, pebelajar yang mempunyai karakteristik tahap 1 dan 2 akan sangat sulit mengikuti pendidikan dengan sistem belajar mandiri. Robert Kizlik (2001) mengembangkan skala kecakapan dan kesiapan belajar jarak jauh (Distance Education Aptitude and Readiness Scale (DEARS)) sebagai salah satu panduan bagi para calon mahasiswa pendidikan jarak jauh. Skala tersebut terdiri atas 15 butir pernyataan dengan skala dari 1 sampai dengan 5. Mereka yang mempunyai skor 44 kebawah, sebaiknya jangan memaksakan diri untuk mengikuti pendidikan dengan sistem belajar mandiri (dalam konteks ini, pendidikan jarak jauh).

Pebelajar dengan karakteristik tahap 3 (involved learners), telah mempunyai keterampilan dan pengetahuan serta memandang dirinya sebagai partisipan dalam belajarnya sendiri. Dalam hal ini, tutor/instruktur berperan sebagai fasilitator yang berkonsentrasi pada upaya memfasilitasi, mengkomunikasikan dan mendukung pebelajar tersebut dalam menggunakan keterampilan yang telah mereka miliki.

Pebelajar dengan karakteristik tahap 4 (self-directed learners) sudah mampu menyusun tujuan dan standar belajarnya sendiri, baik dengan atau tanpa bantuan ahli. Ia telah mampu memanfaatkan ahli, lembaga dan sumber-sumber lain untuk mencapai tujuan belajarnya. Pebelajar mandiri bukan berarti penyendiri, tapi ia telah mampu berkolaborasi dengan orang lain baik dalam klub atau kelompok belajar informal. Dalam hal ini, tutor/instruktur berperan sebagai konsultan untuk terus memberikan delegasi atau memberdayakan kemampuan belajarnya.

Dengan demikian, dalam pendidikan dengan sistem belajar mandiri, kecakapan dan kesiapan dalam belajar secara mandiri merupakan sarat utama. Berdasarkan tahapan belajar mandiri model Grow, pebelajar yang masih memungkinkan untuk dapat mengikuti sistem belajar mandiri adalah pebelajar pada tahap 3 (involved learners) dan 4 (self-directed learners). Karakteristik pebelajar ini hendaknya menjadi pertimbangan penting bagi penyelenggara pendidikan, terutama tutor.

Perkembangan Sistem Belajar Mandiri Berbasis E-Learning

Pembelajaran dewasa ini menghadapi 2 tantangan. Tantangan yang pertama datang dari adanya perubahan persepsi tentang belajar itu sendiri dan tantangan kedua datang dari adanya teknologi informasi dan telekomunikasi yang memperlihatkan perkembangan yang luar biasa. Konstruktivisme pada dasarnya telah menjawab tantangan yang pertama dengan meredefinisi belajar sebagai proses konstruktif dimana informasi diubah menjadi pengetahuan melalui proses interpretasi, korespondensi, representasi, dan elaborasi.

Sementara itu, kemajuan teknologi informasi dan komunikasi yang begitu pesat yang menawarkan berbagai kemudahan-kemudahan baru dalam pembelajaran memungkinkan terjadinya pergeseran orientasi belajar dari outside-guided menjadi self-guided dan dari knowledge-as-possesion menjadi knowledge-as-construction. Lebih dari itu, teknologi ini ternyata turut pula memainkan peran penting dalam memperbaharui konsepsi pembelajaran yang semula fokus pada pembelajaran sebagai semata-mata suatu penyajian berbagai pengetahuan menjadi pembelajaran sebagai suatu bimbingan agar mampu melakukan eksplorasi sosial budaya yang kaya akan pengetahuan.

Pembaruan teori belajar melalui notion konstruktivisme dan pergeseran-pergeseran yang terjadi karena adanya kemajuan teknologi informasi dan komunikasi merupakan dua hal yang sangat sejalan dan saling memperkuat. Konstruktivisme dan teknologi komputer, secara terpisah maupun bersama-sama telah menawarkan peluang-peluang baru dalam proses pembelajaran, baik di ruang kelas, belajar jarak jauh maupun belajar mandiri. Salah satu tulisan (Tam. M, Educational Technology, Volume 3 Number 2, 2000) melaporkan bahwa komputer dapat secara efektif digunakan untuk mengembangkan higher-order thinking skills yang terdiri dari kemampuan mendefinisikan masalah, menilai (judging) suatu informasi, memecahkan masalah dan menarik kesimpulan yang relevan.

Perangkat berbasis teknologi lainnya yang diharapkan dapat digunakan dalam upaya mengembangkan lingkungan belajar yang lebih produktif adalah video discs, multimedia/hypermedia, e-mail dan internet, disamping piranti lunak Computer Assisted Instruction/Intelligent Computer Assisted Instruction (CAI/ICAI) yang tersedia dalam bentuk CD ROM (Prakoso, 2005).

E-learning merupakan suatu teknologi informasi yang realtif baru di Indonesia. E-learning terdiri dari dua bagian, yaitu ‘e’ yang merupakan singkatan dari ‘elektronic’ dan ‘learning’ yang berarti ‘pembelajaran’. Jadi e-learning berarti pembelajaran dengan menggunakan jasa bantuan perangkat elektronika, khususnya perangkat komputer.
Dengan demikian maka e-learning atau pembelajaran melalui online adalah pembelajaran yang pelaksananya didukung oleh jasa teknologi seperti telepon, audio, videotape, transmisi satelit atau komputer.

Dalam perkembanganya, komputer dipakai sebagai alat bantu pembelajaran, karena itu dikenal dengan istilah computer based learning (CBL) atau computer assisted learning (CAL). Saat pertama kali komputer mulai diperkenalkan khususnya untuk pembelajaran, maka komputer menjadi popular dikalangan anak didik. Hal ini dapat dimengerti karena berbagai variasi teknik mengajar bisa dibuat dengan bantuan kompter tersebut. Maka setelah itu teknologi pembelajaran terus berkembang dan dikelompokan menjadi dua yaitu : 1). Technology-based learning 2). Technology-based Web-learning Technology based-learning ini pada prinsipnya terdiri dari dua, yaitu audio information technologies (audio tape, radio, voice mail, telepone ) dan video information technologies (video tape, nideo text, video messaging). Sedangkan technology based web-learning pada dasarnya adalah data information tecbnologies (bulletin board, internet, email, tele-collaboration).

Dalam pelaksanaan pembelajaran sehari-hari, yang sering dijumpai adalah kombinasi dari teknologi yang dituliskan di atas (audio/data, video/data, audio/video). Teknologi ini juga sering dipakai pada pendidikan jarak jauh, dimaksudkan agar komunikasi antara murid dan guru bisa terjadi dengan keunggulan teknologi e-learning ini. Sedangkan interaksi antara guru dan murid bisa dilaksanakan melalui cara langsung (synchronous) atau tidak langsung, misalnya pesan direkam dahulu sebelum digunakan. Cara ini dikenal dengan nama e-synchronous.

Kamis, 17 April 2008

Serah Terima Pengelola Jardiknas

Berdasarkan Surat Nomor : 18103/A2.3/PR/2008 tanggal 25 Maret 2008 dan Berita Acara Serah Terima Pengelolaan Jardiknas, tanggal 1 April 2008, antara Kepala Biro PKLN Setjen Depdiknas dan Kepala PUSTEKKOM, maka diinformasikan kepada seluruh masyarakat bahwa mulai hari ini, Tim JARDIKNAS Biro PKLN secara resmi dibubarkan.

Selama hampir 2 tahun, dari 0 besar, kami berjuang bersama membangun sebuah sistem dari tidak ada menjadi ada. Dari sebuah kehampaan menjadi kenyataan. Didera dan diselingi dengan cemoohan dan ketidakpercayaan. Namun, semuanya menjadi cambuk untuk tetap maju dan maju. Pagi dan Siang, bahkan Malam disambut dan dijalani dengan semangat 45, yaitu memberikan semua yang dimiliki untuk bangsa dan negara.

Diskusi demi diskusi, debat demi debat dilakukan untuk merancang sistem yang terbaik. Kadang dilakukan di tengah kelamnya malam di dalam ruang kerja. Atau hanya diterangi 1 batang lilin di ruang IDC saat renovasi. Atau ditengah-tengah tumpukan debu ditengah tukang yang terus bekerja. 1 server menjadi 2, kemudian berkembang menjadi 10. 1 PC yang “disulap” menjadi sebuah Router akhirnya menjadi router hardware. Aplikasi yang dibangun, mulai dari linux sampai menjadi Depdiknux, yang diinstall satu persatu dengan uji coba dan kesabaran hingga menjadi sebuah sistem yang tangguh.

Layanan demi layanan, yang awalnya hanya dimulai dengan intranet, menjadi internet, colocation, mail server, file server, pustaka maya dan puluhan aplikasi lainnya. Semua itu, pada hari ini, kami tinggalkan kepada pengelola yang baru. Dengan harapan agar dapat dijaga secara maksimal dan dapat lebih dikembangkan. Selanjutnya, untuk pengembangan Jardiknas, akan dilakukan oleh Tim Pustekkom yang beralamat pada:

Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan
Jl. Cenderawasih, Ciputat, Km. 15,5, Jakarta - Bogor, Tangerang 15411
Tlp. (021) 7401842 - 7401851 - 7401852
Fax. (021) 7401727
Website: http://www.pustekkom.go.id
Email: info@pustekkom. go.id

Minggu, 06 April 2008

Kontak Person Tim Jardiknas Pustekkom

Berkenaan dengan pemindahaan pengelola Jardiknas dari Biro PKLN Depdiknas ke Pustekkom per 1 April 2008. Maka dengan ini kami informasikan daftar kontak person Tim Jardiknas baru Pustekom sebagai berikut :

  1. Dwi Sumarwanto, Hp: 08159304460, Email: dwiugm@yahoo.com
  2. Bagus, HP: 08164833919, Email: nuryadi79@yahoo.com
  3. Oji, HP: 081319251718 ,Email: fathur0703@yahoo.com
  4. Agung, HP: 081548056799, Email: agungnawa@yahoo.com
  5. Aries, HP: 081325221971, Email: tio_bpm@yahoo.com
  6. Maria, HP: 081386386822, Email: maria3yani@yahoo.com
  7. Toni, HP: 081317829992, Email: setiawantony2378@yahoo.com
  8. Ali, HP: 081328129208, Email: hafidzchenko@yahoo.co.id, aliwarto@pustekkom.go.id
  9. Hery, HP: 085648290085, Email: kushansen@yahoo.com, kushansen76@gmail.com
  10. Dharma, HP: 08159956077, Email: samdiyan25@yahoo.com
  11. Bayu, HP: 08561361202, Email: prabanbayu@yahoo.com

Mohon bantuannya untuk mendistribusikan informasi ini kepada seluruh pengguna Jardiknas di wilayah kerja masing-masing. Per 1 April 2008 Tim Jardiknas Biro PKLN secara resmi tidak bertanggung jawab lagi terhadap pengelolaan, operasional, perawatan dan dukungan teknis pada Sistem Jardiknas.


Semoga bisa membantu...

Kamis, 20 Maret 2008

Sertifikasi KKPI D3 Dapodik Politeknik Negeri Samarinda

Ujian sertifikasi KKPI bagi Mahasiswa D3 teknisi dapodik Politeknik Negeri Samarinda telah dilaksanakan dari tanggal 10-17 maret 2008. Ujian sertifikasi KKPI kali ini di laksanakan di ICT Center Kota Samarinda (SMK Negeri 7 Samarinda) sebagai salah satu TUK KKPI di Provinsi Kalimantan Timur. Secara keseluruhan pelaksanaan ujian sertifikasi KKPI berjalan dengan baik, walaupun dalam pelaksanaannya situs ujian sertikasi KKPI http://pjj.jardiknas.org/kkpi beberapa kali mengalami gangguan (down) yang menyebabkan ujian tidak bisa selesai sesuai jadwal semula. Kami tidak lupa mengucapkan banyak terima kasih kepada Bapak Muhammad Rafie Pawellangi selaku Pendamping Perencanaan khusus Menangani KKPI, yang selalu setia membantu kami dalam pelaksanaan ujian sertifikasi KKPI sehingga dapat dilaksanakan sesuai yang diharapkan.

Senin, 10 Maret 2008

SchooNet Kota Samarinda

Schoolnet di Kota Samarinda sudah terealisasi sebanyak 100 sekolah. Berdasarkan informasi yang kami terima dari Telkom Samarinda ke 100 sekolah tersebut sudah terkoneksi dengan baik. Kemudian selanjutnya kami koordinasikan bahwa supaya koneksi tersebut ternfaatkan dengan baik maka bagaimana kalau dari Telkom bekerjasama dengan ICT Center mengadakan pelatihan internet bagi sekolah yang mendapatkan bantuan schoolnet dan Alhamdulillah Telkom sangat menyetujui hal itu. Dan dalam waktu dekat akan dilaksanakan pelatihan internet bekerjasama dengan ICT Center Kota Samarinda. Disamping itu juga saat ini SMK Negeri 7 Samarinda melalui Dinas Pendidikan Kota Samarinda bekerja sama dengan sekolah yang mendapatkan bantuan schoolnet untuk dijadikan sebagai tempat praktek kerja bagi siswa SMK Negeri 7 Samarinda, yang nantinya siswa tersebut dapat mengajarkan para sekolah untuk memanfaatkan schoolnet sebaik-baiknya. Adapun tugas dari siswa yang praktek kerja di sekolah tersebut sebagai berikut :

  • Mengajarkan internet (Browsing, email, MailingList, dl)
  • Membuat blogger sekolah
  • Membuat profil Sekolah dengan aplikasi digitalstory
  • Memperbaiki Komputer sekolah yang rusak

Sekolah yang mendapatkan blockgrant schoolnet Dinas Pendidikan Kota Samarinda sebagai berikut :

  1. SDN 007 Samarinda
  2. SDN 006 Samarinda
  3. SDN 004 Samarinda
  4. SDN 034 Samarinda
  5. SDN 004 Samarinda
  6. SDN 005 Samarinda Seberang
  7. SDN 001 Samarinda Seberang
  8. SDN 027 Samarinda Seberang
  9. SDN006 Samarinda Seberang
  10. SDN 005 Samarinda
  11. SDN 017 Samarinda
  12. SDN 023 Samarinda
  13. SDN 006 Samarinda
  14. SDN 021 Samarinda
  15. SDN 024 Samarinda
  16. SDN 008 Samarinda
  17. SDN 016 Samarinda
  18. SDN 013 Samarinda
  19. SDN 002 Samarinda
  20. SDN 017 Samarinda
  21. SDN 023 Samarinda
  22. SDN 033 Samarinda
  23. SDN 014 Samarinda
  24. SDN 03 Samarinda
  25. SDN 020 Samarinda
  26. SDN 024 Samarinda
  27. SDN 018 Samarinda Seberang
  28. SDN 23 Samarinda Seberang
  29. SDN 028 Samarinda
  30. SDN 011 Samarinda
  31. SDN 022 Samarinda Seberang
  32. SDN 029 Samarinda
  33. SDN 025 Samarinda
  34. SDN 007 Samarinda
  35. SDN 001 Samarinda
  36. SDN 019 Samarinda
  37. SDN 004 Samarinda Seberang
  38. SDN 016 Samarinda
  39. SDN 015 Samarinda
  40. SDI AL Jawawatir Samarinda
  41. SDK 1 WR. Supratman Samarinda
  42. SDK 2 WR. 2 Supratman Samarinda
  43. SDK 3 WR. Supratman Samarinda
  44. SDI Alkhariyah Samarinda
  45. SD Muhamadiyah 3 Samarinda Seberang
  46. SDI Normal Islam Samarinda
  47. MIN 2 Model Samarinda
  48. SMP Kesatuan 1 Samarinda
  49. SMP Negeri 2 Samarinda
  50. SMP Negeri 3 Samarinda
  51. SMP Negeri 6 Samarinda
  52. SMP Negeri 9 Samarinda
  53. SMP Negeri 10 Samarinda
  54. SMP Negeri 11 Samarinda
  55. SMP Negeri 16 Samarinda
  56. SMP Negeri 21 Samarinda
  57. SMP Negeri 22 Samarinda
  58. SMP Negeri 35 Samarinda
  59. SMP Negeri 37 Samarinda
  60. SMP Negeri 38 Samarinda
  61. SMP Mohamadiyah 2 Samarinda
  62. SMP Alkhairiyah Samarinda
  63. SMP Muhamadiyah I Samarinda
  64. SMP Muhammadiyah 3 Samarinda
  65. SMPK 1 WR.Supratman Samarinda
  66. SMP Fransiscus Asisi Samarinda
  67. SMP Melati Samarinda
  68. MTs Norma Islam Samarinda
  69. MTs Negeri Model Samarinda
  70. MTs Labaika Samarinda
  71. MTs Sabilal Muhtadin Samarinda
  72. MTs Ash. Sabirin Samarinda
  73. MTs Alkhausar Samarinda
  74. MA Negeri Model Samarinda
  75. MA Sabillah Multaddin Samarinda
  76. MA Almujahidin Samarinda
  77. SMA Negeri 1 Samarinda
  78. SMA Negeri 2 Samarinda
  79. SMA Negeri 4 Samarinda
  80. SMA Negeri 8 Samarinda
  81. SMA Imanuel Samarinda
  82. SMA Kesatuan 1 Samarinda
  83. SMA Widya Praja Samarinda
  84. SMA Muhammadiyah Samarinda
  85. SMA LB Untung Tuah Samarinda
  86. SMK Negeri 1 Samarinda
  87. SMK Negeri 2 Samarinda
  88. SMK Negeri 3 Samarinda
  89. SMK Negeri 4 Samarinda
  90. SMK Kesatuan 1 Samarinda
  91. SMK Kesatuan 2 Samarinda
  92. SMK Al-Khairiyah Samarinda
  93. SMK Nuri Samarinda
  94. SMK Negeri 9 Samarinda
  95. SMK Muhammadiyah 1 Samarinda
  96. SMK Muhammadiyah 2 Samarinda
  97. SMK Muhamadiyah 3 Samarinda
  98. SMK PGRI 5 Samarinda
  99. SMK TI Airlangga Samarinda
  100. SMK PGRI Samarinda

Jumat, 07 Maret 2008

Perkuliahan D3 Teknisi Dapodik Politeknik Negeri Samarinda Semester 2

Proses perkualiahan D3 Teknisi Dapodik Politeknik Negeri Samarinda sudah memasuki semester ke-2. Perkuliahan dimulai pada hari rabu, 5 Maret 2008 dengan jumlah mahasiswa sebanyak 113 mahasiswa yang berasal dari 6 kabupaten/kota. Pola perkuliahan masih sama dengan pola yang diterapkan pada perkuliahan semester 1 yaitu 1:1 artinya satu bulan tatap muka di kampus dan 1 bulan magang di kabupaten/kota masing-masing. Pada saat proses perkuliahan tatap muka di kampus selain di laksanakan di kampus Politeknik Negeri Samarinda pada siang hari juga perkuliahan dilaksanakan malam hari di ICT Center Kota Samarinda (SMK Negeri 7 Samarinda) mulai pukul 19.00-22.00 wita khusus untuk mata kulia praktek menggunakan pasilitas ICT Center. Adapun asal kabupaten/kota yang mengikuti perkulahan di Politeknik Negeri Samarinda sebagai berikut :

  1. Kota Samarinda
  2. Kabupaten Kutai Kartanegara
  3. Kabupaten Kutai Timur
  4. Kabupaten Kutai Barat
  5. Kabupaten Malinau
  6. Kabupaten Bulungan
Dari masing-masing kabupaten/kota mahasiswa di dampingi oleh satu orang pembimbing dari Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota setempat, pembimbing tersebut bertugas memantau mahasiswanya baik pada saat kulia tatap muka di kampus maupun pada saat magang di daerahnya masing-masing dalam hal mengerjakan tugas-tugas yang diberkan oleh dosen pada saat magang.

Rabu, 05 Maret 2008

Pembenahan Jardiknas di Kantor UPTD Tekom Kaltim

Hari ini kami melakukan pembenahan jardiknas di kantor UPTD Teknologi Komunikasi dan Informasi Pendidikan Dinas Pendidikan Propinsi Kalimantan timur. Dimana perangkat jardiknas selama ini dalam keadaan off diakibatkan adanya pembenahan ruangan yang di siapkan khusus untuk tempat peralatan jardiknas. Alhamdulillah hari ini tanggal 6 maret 2008 perangkat jardiknas sudah terpasang kembali dan berfungsi dengan baik.

Jardiknas di kantor UPTD Teknologi Komunikasi dan Informasi Pendidikan Dinas Pendidikan Propinsi Kalimantan Timur menurut kepala Drs. H. Abdul Hadi, MM nantinya akan dimanfaatkan untuk pengembangan e-learing.

Penyebaran jardiknas di internal juga sudah kami lakukan dengan mengkoneksikan ke ruang Multimedia yang mana di dalamnya terdapat 10 komputer lengkapi dengan wireless USB dan 1 Access Point. Ke sepuluh computer tersebut sudah terkoneksi ke jardiknas.

Selasa, 05 Februari 2008

Sekilas Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)

Pesatnya kemajuan Information and Communication Technology (ICT) atau Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), serta meluasnya perkembangan infrastruktur informasi global telah mengubah pola dan cara kegiatan bisnis, industri, perdagangan, dan pemerintah. Perkembangan ekonomi berbasis ilmu pengetahuan dan informasi telah menjadi paradigma global yang dominan. Kemampuan untuk terlibat secara efektif dalam revolusi jaringan informasi akan menentukan masa depan kesejahteraan bangsa.

Berbagai keadaan menunjukkan bahwa Indonesia belum mampu mendayagunakan potensi TIK secara baik, dan oleh karena itu Indonesia terancam kesenjangan digital (digital divide). Kesenjangan sarana dan prasarana TIK antara kota dan pedesaan, juga memperlebar jurang perbedaan sehingga terjadi pula digital divide di dalam negara kita sendiri. Agar tidak semakin tertinggal terhadap negara-negara maju, Indonesia perlu melakukan terobosan sehingga secara efektif dapat mempercepat pendayagunaan TIK untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat dan mempererat persatuan dan kesatuan bangsa yang merupakan landasan yang kokoh bagi pembangunan secara berkelanjutan. Di dalam hal ini pemerintah perlu secara proaktif dan dengan komitmen yang tinggi membangun kesadaran politik dan menumbuhkan komitmen nasional, membentuk lingkungan bisnis yang kompetitif, serta meningkatkan kesiapan masyarakat untuk mempercepat pengembangan dan pendayagunaan teknologi ICT secara sistematik. Dalam kaitan dengan itu pula, maka Departemen Pendidikan Nasional, membentuk sentra-sentra ICT pada masing-masing kabupaten dan kota untuk mengurangi kesenjangan yang ada dan untuk menggali potensi daerah setempat dengan memanfaatkan sarana teknologi informasi dan komunikasi. Oleh sebab itu, maka ICT Center adalah unit operasional pada SMK, PPPG atau LPMP yang turut membantu mempercepat pengembangan dan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi pada dunia pendidikan dan masyarakat

Tugas pokok dan Fungsi:

  1. Pengembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi
  2. Pengembangan Sumber Daya Manusia
  3. Pengembangan Sistem Informasi Pendidikan

Sekilas Teknisi Jardiknas

Dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan nasional dan penyediaan tenaga teknis bidang komputer dan jaringan terkait pembangunan dan pemanfaatan Jejaring Pendidikan Nasional (Jardiknas), Departemen Pendidikan Nasional tahun 2007 akan menyelenggarakan program Diploma III untuk Bidang Komputer dan Jaringan dengan memanfaatkan fasilitas Pendidikan Jarak Jauh Depdiknas.

Program Diploma III Teknik Jardiknas adalah program Diklat 6 semester, yang perkuliahannya akan dilakukan selama 2 tahun di Perguruan Tinggi (provider) yang menyelenggarakan programTeknisi JArdiknas ini.

Adapun Tugas Pokok dan Fungsi Teknisi Komputer dan Jaringan ini adalah sbb:

  1. Memperbaiki dan merawat perangkat TIK di institusi tempat praktek
  2. Membuat dan mengembangkan web site / portal institusi
  3. Melaksanakan pendampingan dalam membuat dan memanfaatkan web site serta email pribadi bagi karyawan
  4. Membantu proses pemelajaran yang memanfaatkan perangkat TIK
  5. Membantu pengelolaan data pada sistem informasi manajemen dan pengembangannya.
  6. Mengikuti program perkuliahan di provider

Senin, 04 Februari 2008

Sekilas Jardiknas

Jejaring Pendidikan Nasional (Jardiknas) adalah program pengembangan infrastruktur jaringan online skala nasional (National Wide Area Network) yang dibangun oleh Departemen Pendidikan Nasional (DEPDIKNAS) Pemerintah Republik Indonesia untuk menghubungkan antar institusi dan komunitas pendidikan se-Indonesia. Jardiknas merupakan salah satu program strategis pengembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk dunia Pendidikan di Indonesia. Melalui infrastruktur jaringan online (Jardiknas) diharapkan dapat mempercepat pengembangan integrasi Teknologi Informasi dan Komunikasi pada program pemerintah sektor pendidikan untuk kemajuan Pendidikan Indonesia saat ini dan di masa depan.